NAMA : febri delise
NPM : f1b015024
PRODI : febri delise
HARI / JAM : SELASA / 12.00- 13.40 WI
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup, baik
secara struktural dan fungsional. Sel merupakan satuan dasar yang menyusun
organisme. Pada tahun 1665 seorang ilmuwan asal Inggris yang bernama Robert
Hooke mengamati sayatan sel gabus botol mikroskop yang amat sederhana yang
terlihat olehnya adalah struktur dari ruang kecil , dimana dinamakan sel.
Nehemiah grew menuliskan deskripsi pertamanya tentang jaringan tumbuhan pada
tahun 1671. Pada tahun 1980, Heinstein menggunakan istilah protoplas bagi
satuan protoplasma dalam sel (Gabriel 1988 ; 19).
Pada tahun 1381 Robert Hooke menemukan semacam benda
bulat didalam sel epidermis tanaman anggrek yang kemudian disebut inti sel
(nukleus). Pada tahun 1846 Hugo Van Mohl membedakan antara protoplasma dan
cairan sel kemudian pada tahun 1862 koliker memperkenalkan istilah protoplasma
(Soenarto 1992 ; 12).
Jika kita mengamati suatu organisme yang agak besar
dan agak mudah untuk dilihat maka kita didak akan mengalami kesulitan untuk
mengenali bagian-bagiannya. Pada tahun 1543 seorang ahli anatomi yang bernama Adreas
Vesalius menerbitkan karyanya yang sangat penting yaitu buku tentang struktur
tubuh manusia. Pada abad ke-17 Antonion Van Leeuwenhoek bukanlah satu-satunya
penyelidik yang menggunakan mikroskop tetapi lensa-lensa yang dibuat oleh Van
Leewenhoek memang yang terbaik, kira-kira 15 tahun sebelum Van Leewanhoek
mengirim surat petama pada Royal Society of London, seorang Otali yang bernam
Marcello Malphigi, telah melihat pembuluh-pembuluh darah yang kecil dan
berdinding tipis yang dinamakan pembuluh kapiler (Johnson 1985 ; 39).
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel,
penemu pertama adalah Robert Hooke, ia menentukan sel gabus yang tidak
mempunyai membrane atau tidak mempunyai protoplasma (sel mati). Sel terdiri
dari sel tumbuhan dan sel hewan. Penemu sel tumbuhan adalah Sc Sel yang
terdapat pada tumbuhan berbeda dengan sel yang terdapat pada hewan, salah
satu perbedaan khas yang dimiliki sel tumbuhan dibandingkan sel hewan adalah
adanya dinding sel pada sel tumbuhan yang mengandung bahan selulosa.
Dinding sel ini berfungsi untuk melindungi isi sel
dan memberi bentuk pada sel. Apabila dalam sel terdapat protoplasma, maka sel
itu dikatakan hidup karenma pada protoplasma sel tumbuhan terdapat plasma sel,
inti sel, butir-butir plastida dan mitokondria (Gabriel 1988 ; 44).
Karena itu agar fungsi-fungsi kehidupan dapat
berjalan dengan baik, maka masing-masing kelompok sel akan saling bekerjasama.
Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun terdapat beberapa
persamaan-persamaan dasar seperti sifat, bentuk dan fungsi dari bangian-bangian
selnya. S ehingga dalam pembahasan bangian-bangian sel, keduanya dijadikan
satu.
B.Tujuan
v Mengetahui struktur sel tmbuhan dan sel hewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu perbedaan yang khas antara sel tumbuhan
dengan sel hewan adalah pada sel tumbuhan mempunyai bentuk yang bermacam-macam.
Ada yang berbentuk peluru, prisma, dan memanjang seperti rambut atau seperti
ular. Sel tumbuhan mempunyai dua bagian pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola,
plastida dan dinding sel. Vakuola dan plastida merupakan bagian hidup dart sel
tumbuhan dan disebut protoplas. Sedangkan dinding sel yang berfungsi untuk
melindungi isi sel/lumen yang ada di protoplasma disebut bagian sel yang mati.
Hal ini terlihat pada sel gabus tumbuhan yang tergolong sel mati karena hanya
memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar selnya kosong.
Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda
namun terdapat persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan
fungsi dari bagian sel tersebut. Secara umum bagian-bagian sel tersebut adalah
membran sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi,
lisosom, plastida, kloroplast, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel, membran
inti, mikrofilamen, dan dinding sel. Sel tumbuhan secara umum memiliki dinding
sel, plastid, tidak memiliki lisosom, tidak memiliki sentriol, vakuola pada sel
muda lebih kecil dan banyak tidak memiliki flagellate, memiliki membrane sel
serta terdapat sel plasmodesmata. (Winarto 1981 ; 22).
Pada tumbuhan istilah sel meiliputi protoplasma dan
dinding sel yang ada scdangkan pada organism multi sel yang ada membentuk
struktur kompleks yaitu jaringan dan organ. Sel pada organisme multi sel tidak
sama satu dengan lainnya tetapi masing-masing mempunyai struktur dan fungsi
yang berbeda. Pada awalnya struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan dianggap
sebagai sel mati hasil ekskresi zat hidup dalam sel akan tetapi baru-baru
ini makin banyak ditemui bukti bahwa ada satuan organik yang ada diantara
protoplas dan dinding, khususnya pada sel muda (Saktiono 1989 ; 31).
Bentuk sel gabus heksagonal,tersusun rapat antara
satu dan lainnya. Adapun jaringan-jaringan yang terdapat pada sel tumbuhan
yaitu Jaringan parenkim dan kolenkim, parenkim atau jaringan dasar fungsinya
memperkuat kedudukan jaringan-jaringan lain. Jaringan ini terdapat di seluruh
tumbuhan. Sklerenkim, merupakan kumpulan dari sel-sel. Jaringan meristem, yaitu
sekelompok sel-sel yang aktif membelah dan memperbanyak diri. Jaringan
pengangkut berfugsi untuk mengantarkan dan menyebarkan suatu zat makanan yang
diperlukan sel tubuh (Winarto 1981 ; 41).
BAB III
METODOLOGI
A.
Alat
dan Bahan
v Mikroskop
v Gelas
benda (gelas obyek, obyek glass)
v Gelas
penutup
v Silet
v Kapas
v Gelas
Piala
v Pinset
v Akohol
70%
v Larutan
Janus green
v Gabus
ubi
v Bawang
merah
v Tusuk
gigi tumpul
v Metilen
biru
v Hydrilae
v Sel
epitel rongga mulut
v Kertas
saring
v Pipet
tetes
B.
Pelaksanaan
1.
Sel
gabus empulur batang singkong
1.
Buat irisan melintang
dan membujur gabus ubi setipis mungkin.
2.
Letakkan di atas gelas
benda yang telah ditetesi air, kemudian tutup dengan gelas penutup.
3.
Amati dengan mikroskop,
dimulai dengan perbesara lemah (10x10) dan dilanjutkan dengan perbesaran kuat.
4.
Untuk lebih jelas
tetesi dengan metilen biru pada salah satu ujung gelas penutup. pada ujung yang
lain diletakkan kertas saring sehingga kelebihan air dapat dihisap.
5.
Amati dan gambar yang
saudara amati. Hasil gambar disesuaikan dengan pengamatan. Sebutkan
bangiang-bangiannya.
2.
Sel
epidermis umbi lapis bawang merah.
Kelupaskan epidermis
salah satu lapisan umbi bawang merah dengan pinset.
Letakkan diatas gelas
benda yang telah ditetesi air.Tutup dengan gelas penutup.
Amati dengan mikroskop,
kemudian tetesi dengan metilen biru.
Gambar dan beri
keterangan.
3.
Sel
daun Hidrilla verticillata
Ambil 2 atau 3 daun
Hidrilla verticillata. Dan letakkan pada gelas objek dan tetesi dengan air.
Kemudian tutup dengan gelas penutup.
Amati dengan mikroskop
dan perhatikan aliran sitoplasma pada setiap sel.
Gambar 2 atau 3 sel
beri keterngan bangian-bangian sel yang tampak. Nyatakan aliran sitoplasma
dengan tanda panah.
4.
Sel
epitel rongga mulut
Bersihkan tangkai
scalpel atau tusuk gigi dengan alcohol 70%.
Koreklah permukaan
dalam pipi anda dengan scalpel atau
dengan tusuk gigi.
Oleskan korekan tadi
pada gelas objek, kemudian tetesi dengan B atau dengan aquadest, kemudian tutup
dengan gelas penutup.
Amati di bawah
mikroskop, mulai dengan perbesaran lemah.
Dengan perbesaran kuat
(400x), gambarkan 2 atau 3 sel dan beri keterangan pada bagian-bagiannya.
5.
Sel Kerokan epidermis kulit katak
Letakkan kerokan kulit
katak di atas gelas objek yang sudah di tetesi air.
Tambahkan 1 tetes garam
fisiologis dan 1 tetes metal biru, tutup dengan gelas penutup.
Amati dengan mikroskop,
gambar 2 atau 3 sel dan beri keterngan.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Pengamatan
Dari
Hasil Praktikum dan pengamatan yang mengenai mengenai bagian-bagian sel
penyusun jaringan pada hewan dan tumbuhan. Adapun bagiann- bagian sel dari
kegitan paraktikum ini adalah:
Ø Pengamatan
pada sel gabus batang singkong
Terdiri dari Ruang sel dan Dinding sel
Ø Pengamatan
Pada Sel epidermis umbi lapis Bawang merah (Allium cepa)
Terdiri dari Dinding sel, Protoplasma,
Nukleus dan Ruang antar sel
Ø Pengamatan
Pada Sel Daun Hydrilla verticillata
Terdiri dari Intisel, Dinding sel
dan Sitoplasma
Ø Taksonomi dari Bawang
Merah (Allium cepa)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Super
divisi : Spermatophyta
Divisi
:Magnoliophyta
Class
: Liliopsida
Sub
class : Lilidae
Ordo
: Liliales
Famili
: Liliaceae
Genus
: Allium
Species
: Allium cepa
Ø Taksonomi dari Hydrilla
verticilata
Kingdom
: Plantae
Ordo
: Alismatales
Family
: Hydrocharitaceae
Genus
: Hydrilla
Species
: Hydrilla verticilata
4.2
Pembahasan
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup, baik
secara struktural dan fungsional. Sel merupakan satuan dasar yang menyusun
organisme. Perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan dapat kita lihat dari
organel-organel yang dimiliki oleh masing-masing sel hewan dan sel tumbuhan
(Winarto 1981 ; 41).
Sel bawang merah (Allium cepa) berbentuk
heksagonal, di dalamnya terdapat protoplasma sehingga sel bawang merah
dinyatakan hidup dengan warna merah muda. Perbesaran yang dilakukan sebesar 10
x dengan menggunakan mikroskop listrik (Saktiono 1989 ; 31).
Daun Hydrilla verticillata adalah
tumbuhan air yang memiliki klorofil, sehingga terlihat berwarna hijau, selnya
berbentuk heksagonal panjang seperti susunan bata, di dalamnya terdapat
bintik-bintik berwarna hijau yang disebut kloroplas (Saktiono 1989 ; 31).
BAB
VI
KESIMPULAN
Ø Sel
dikatakan mati apabila sudah tidak mempunyai inti sel dan sitoplasma (kosong).
Contohnya sel gabus pada penampang melintang ubi kayu.
Ø Sel – sel yang hidup pada umumnya mempunyai
dinding sel, inti sel / nukleus, di dalam sel terdapat
organel-orgenel/ruang selnya tidak kosong, serta protoplasma.
Ø Pada sel tumbuhan :
-
Memiliki membran sel
yang terletak di bagian dalam dinding sel
-
Pada sel tumbuhan
sitoplasma tidak mengandung sentriol dan sentroso
-
Sel tumbuhan memiliki
kloroplas yang mengandung pigmen hijau daun yaitu klorofil, yang memberi warna
hijau pada tumbuhan dan sangat penting dalam peristiwa fotosíntesis.
DAFTAR
PUSTAKA
Azidin,
1986. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact; Bandung.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-dasar
Mikrobiologi. Djambatan; Jakarta.
Gabriel,
F. J.1986. Fisika Kedokteran. EGC; Jakarta
Gabriel,
J.F. 1988. Fisika Kedokteran. Departemen Fisika. Universitas
Udayana; Denpasar Bali.
Johnson,
1985. Anatomi Tumbuhan. Universitas Gajah Mada; Yokyakarta.
Saktiono.
1989. Biologi Umum. Gramedia; Jakarta.
Subowo,
1992. Histologi Umum. Bumi Aksara; Jakarta.
Syamsuri,
1997. Biologi Umum. Erlangga; Jakarta.
Syamsuri.,
I. 2000. Biologi 2000. Erlangga; Jakarta.
Winarto,
L.M. 1981. Penuntun Pelajaran Biologi. Ganeca Exack;
Bandung.